BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Program menjaga mutu adalah suatu upaya
yang berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai
pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu
pelayanan (Maltos and Keller, 1989).
Yang termasuk dari konkuren, yaitu : PWS (Pemantauan
Wilayah Setempat), KOHORT, MTBS(Manajement Terpadu Balita Sakit), dst.
B.
TUJUAN
1. Mempermudah
mahasiswa dalam mempelajari program
menjaga mutu
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari program menjaga mutu
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan program
menjaga mutu konkuren
BAB II
PEMBAHASAN
A. Program
Menjaga Mutu
1. Program
menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif
dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk
memperbaiki mutu pelayanan (Maltos and Keller, 1989).
2. Program
menjaga mutu adalah suatu upaya mengkaji secara periodik berbagai kondisi yang
mempengaruhi pelayanan, melakukan pemantauan terhadap pelayanan, serta
menulusuri keluaran yang dihasilkan, sedemikian rupa sehingga berbagai
kekurangan dan penyebab kekurangan dapat diketahui serta upaya perbaikan dapat
dilakukan, kesemuanya untuk lebih menyempurnakan taraf kesehatan dan
kesejahteraan (Donabedian, 1980).
3. Program
menjaga mutu adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mengukur mutu pelayanan
yang diselenggarakan, menganalisis
berbagai kekurangan , menetapkan dan melaksanakan tindakan perbaikan serta
menilai hasil yang dicapai yang dilaksanakan secara sistematis, berdaur ulang
serta berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Palmer, 1983).
4. Program
menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara
penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem,
sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut (Rueles
& Frank, 1988).
5. Program
menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan
penyelesaian masalah yang diselenggarakan serta mencari dan memanfaatkan
berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan (The American
Hospital Association, 1988).
6. Program
menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan
sistematik dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan
berbagai peluang yang tersedia untuk meni ngkatkan pelayanan yang
diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint
Commossion on Acreditation of Hospitals, 1988).
7. Program
menjaga mutu adalah suatu upaya yang terencana dan sistematis yang dipandang
perlu untuk dilakukan dalam rangka dapat dihasilkannya keluaran yang
menyakinkan (Crout, 1974).
B.
TUJUAN
§ Tujuan
Umum
Tujuan Umum Program
Menjaga mutu adalah untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
§ Tujuan
Khusus
Tujuan khusus Program
Menjaga Mutu dapat dibedakan atas lima macam yakni :
·
Diketahuinya masalah
mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
·
Diketahuinya penyebab
munculnya masalah mut pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
·
Tersusunnya upaya
penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan yang
ditemukan
·
Tersusunnya saran
tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan.
C. PENGUKURAN MUTU KONKUREN
Pengukuran
mutu kongkuren adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan, yang
dilakukan selama layanan kesehatan di langsungan atau dselenggarakan. Pengukuran ini dilakukan melalui pengamatan
langsung dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada rekam medik,
wawancara dengn pasien/ keluarga/ petugas kesehatan, dan mengadakan pertemuan
dengan pasien/ keluarga/ petugas kesehatan.
pengamatan
lagsung
pengamatan
langsung dapat menghindarkan berbagai kesulitan yang berhubung dengan
rekontruksi kejadian hasil pemeriksaan pencatatan retrospektif dan dari jawaban
terhadap wawacancara atau koesioner. Pengamatan langsung mungkin merupakan
satun -satunya cara untuk melihat rincian penyelengaraan layanan kesehatan.
Siapa yang menjadi pengamat memang
sangat penting. Pengamatan langsung terhadap aspek layanan kesehatan yang
sangat teknis hampir tidak mungkin dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang lanyanan kesehtan tersebut. Sebaliknya , seorang
peserta biasa dalam suatu kelompok layanan kesehatan yang sangat spesifik,
mungkin tidak mampu melihat penyimpangan hal-hal yang sangt penting. Hal ini
disebabkan anggapan bahwa mereka mengetahui apa yang akan mereka lihat dan oleh
karena itu, lupa meperhatikannya.
` adapun persaratan pengamat, antara
lain:
·
Harus mengerti terhadap
apa yang diamati.
·
Harus low profile tidak
sok pintar
·
Mempunyai latar
belakang yang berhubungan dengan apa yang sedang diamati
·
Harus dapat bersifat
onjekti
Beberapa pendekatan jaminan mutu layanan
kesehatan telah mencoba memecahkan
persoalan tersebut dengan melakukan pengamatan peer review atau ulas
balik kesejawatan. Artinya setiap petugas kesehatan akan menjadi pengamat pada
tempat lain sedang pada tempatnya sendiri petugas kesehatan itu akan diamati
oleh sejawatnya yang datang dari tempat lain. Dengan demikian, akan terjadi
alih pengalaman dan hasil pencatatannya pasti lebihakurat.
Suatu kesulitan dalam pengamatan langsung
ialah berubahnya perilaku orang yang sedang diamati. Dalam keranga jaminan mutu
layanan kesehatn, petugas kesehatan yang sedang diamati dimintak agar
berperilaku yang terbaik. Kesulitan lain dalam melakukan pengamatan langsung
ialah penentuan apa dan kapan melakukan pencatatan. Jika pencatan dibuat untuk
suatu kejadian, sedang kejadiam lain segera terjadi, penctatan menjadi tidak
lengkap. Kesulitan ini dapat terpecahkan dengan membuat atau menentukan
keriteria sehimgapengamat dapat mengamti kejadian khusus tersebut.
Apabila kriteria tepat, kriteria dapat
dinyatakan dengan cara lain dalam pertanyaan sehingga dapat dijawab dengan
“ya”, “tidak”, atau “tidak berlaku”. Akan sangat berguna jika kriteria berisi
dugaan berapa kali pengamatan itu akan dilakukan. Daftar tilik atau cheklist
merupakan salah satu alat yangdapat digunakan untuk memudahkan pengamatan
selama proses layanan kesehatan dilakukan.
Keuntungan pengamatan
langsung, antara lain :
·
Lebih cepat
·
Bias retrospektif
kurang
Kekurangan pengamatan langsung, antara
lain :
·
Terjadinya perilaku
pura-pura atau kepalsuan
·
Terjadinya bias
pengamat karena ketidaktahuan
·
Perlu keputusan tentang
berapa kali pengamatan harus dilakukan
·
Pencatatan kurang
akurat
Penentuan
sampel
Semua tteknik pengukuran memerlukan
sampel pengamatan. Berapa responden yang harus diwawancarai? Berapa tenaga
kesehatan yang harus diamati? Berapa pencatatan yang harus dinilai?
Dengan demikian, sampel kelompok pasien
dan petugas kesehatan harus dipilih dengan teliti. Penentuan berapa besar sampel
dapat dibaca dalam buku statistik, khususnya statistik kesehatan
ataukedokteran, tetapi hal-hal berikut perlu mendapat perhatian.
·
Pertama, sampel yang
terpilih harus bebas bias sehingga sampel sama atau hampir sama dengan
populasinya.
·
Kedua, sampel harus
menghasilkan ukuran dalam jumlah yang dapat dikerjakan secara realistis atau
mudah oleh kelompok. Tidak perlu membuat banyak kuesioner yang panjang sehingga
memerlukan banyak waktu untuk menganalisisnya. Sampel yang besar akan mennjamin
terwakilinya semua populasi, tetapi untuk memudahkan cukup digunakan sampel
yang kecil. Kelompok jaminan mutu layanan kesehatan akan menetukan besarnya
sampel agar kedua syarat tersebut dapat terakomodasi. Kelompok jaminan mutu
layanan kesehatan sebaiknya berkonsultasi dengan seseorang yang merupakan pakar
dalam hal ini.
D. YANG
TERMASUK KONKUREN :
1. PWS KIA (Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)
Pemantauan wilayah setempat kesehatan
ibu dan anak (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan
pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas/kecamatan) secara terus menerus, agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan
pelayanan KIA-nya masih rendah (Depkes, 1994).
TUJUAN
:
·
Tujuan Umum :
meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas,
melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.
·
Tujuan Khusus :
§ Memantau
cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator, secara teratur (bulanan)
dan berkesinambungan (terus menerus) untuk tiap desa.
§ Menilai
kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya untuk tiap
desa.
§ Menentukan
urutan desa prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan kan
besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian.
§ Merencanakan
tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersida dan yang dapat
digali.
§ Membangkitkan
peran pamong setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya.
BATASAN
DAN INDIKATOR PEMANTAUAN
Batasan
Indikator yaitu :
ü Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama
masa kehamilannya sesuai standar 7T
ü Deteksi
dini kehamilan beresiko.
Bertujuan untuk
menemukan bumil beresiko yang dapat dilakukan oleh kader, dukun bayi dan tenaga
kesehatan.
ü Kunjungan
bumil
Kontak ibu hamil dengan
tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang
ditetapkan.
ü K1
Adakah kunjungan baru
bumil yang pertama kali pada masa kehamilan.
ü K4
Adalah kontak bumil
dengan nakes yang ke-4 atau lebih.
ü Kunjungan
Neonatal (KN)
Kontak neonatal dengan
nakes min 2X untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal
baik di dalam maupun diluar gedung puskesmas.
ü KF
Adalah kunjungan bufas
dengan tenaga kesehatan minimal 3X untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan bufas baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, dengan ketentuan
sbb :
-
Kunjungan pertama kali
( hari 1-7 hari PP )
-
Kunjungan kedua kali
pada hari ( 8 -28 hari PP )
-
Kunjungan ketiga kali
pada hari ( 29 -42 hari PP )
ü Sasaran
ibu hamil
Adalah jumlah semua ibu
hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun.
ü Ibu
hamil beresiko
Adalah bumil yang
mempunyai faktor resiko tinggi.
INDIKATOR
PEMANTAUAN
a. Indikator
pemantauan tehnisi
1. Akses
pelayanan antenatal ( cakupan K1 )
Digunakan
untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan progam dalam
menggerakkan masyarakat. Dengan rumus :
Rumus : Jumlah kunjungan baru (K1) bumil X 100%
Jumlah sasaran
bumil dalam 1 th
Ket : jumlah sasaran
ibu hamil dalam 1th dihitung berdasarkan jumlah perkiraan bumil dalam 1 wilayah
tertentu,
2. Cakupan
K4
Dengan
indikator ini dapat diketahui cakupan antenatal secara lengkap yang
menggambarkan tingkat perlindungan bumil di suatu wilayah.
Rumus : jumlah kunjungan bumil ke-4 (K4)
X100%
Jumlah sasaran bumil dalam 1 th
3. Cakupan
persalinan oleh nakes
Dapat
di perkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, serta
menggambarkan kemampuan managemen progam KIA dalam pertolongan persalinan
secara profesional.
Rumus : jumlah persalinan oleh nakes X100%
Jumah sasaran persalinan dalam 1 th
4. Deteksi
bumil oleh masyarakat
Untuk
mengukur tingkat kemampuan dan peran serta masyaraka dalam mendeteksi dini
bumil beresiko di suatu wilayah.
Rumus :
Jumlah bumil yang dirujuk oleh dukun
bayi/kader ke nakes X100%
15 – 20 % jumlah sasaran bumil dalam 1 th
5. Deteksi
bumil beresiko tinggi oleh nakes
Dapat
diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus di
tindak lanjuti dengan intervensi secara intensif.
Rumus : jumlah ibu hamil baru dengan
faktor resiko X100%
Jumlah semua bumil dalam 1 th
6. Cakupan
pelayanan neonatus (KN) oleh nakes
Dapat
di ketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal serta kemampuan
dalam menggerakkan masyarakat untuk melakukan rujukan neonatal.
Rumus :
Jml. Kunj bayi
umur <1bulan mendapat pelyn oleh nakes
X100%
Juml. Sasaran bayi dlm 1 th
7. Cakupan
pelayanan nifas oleh nakes
Dapat diketahui
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas.
Rumus : juml. Pely ibu nifas oleh nakes
min 3x X100%
Jumlah sasaran ibu bersalin dlm 1 th
8. Penanganan
komplikasi obstetri
Dapat
menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan menangani kasus-kasus kegawat
daruratan obstetri pada ibu bersalin yangkemudian ditindak lanjuti dengan
kewenangan/dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi.
Rumus : juml. Kasus kegawat daruratan yg
ditangani X100%
15-20% jumlah sasaran ibu bersalin dlm 1 th
9. Penanganan
komplikasi neonatal
Kemampuan
sarana pelayanan kesehatan dala menangani kasus – kasus kegawat daruratan
neonatal, yang kemudian di tindak lanjuti sesuai kewnanganannya/dirujuk
keyingkat pelayanan yang lebih tinggi.
10. Cakupan
pelayanan neonatus pertama (KN1)
Adalah
persentase neonatus yang mendapatkan peayanan sesuai standar pada 6- 24 jam
setelah lahir pada satu wlayah kerja dan kurun waktu tertentu.
Rumus :
Neonatus yg
mendapatkan pely. 6-24 jam setelah lahir sesuai standar
X100%
Jumlah sasaran bayi dlm 1 th
11. Cakupan
pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN lengkap)
Adalah
presentase neonatus yang mendapatkan pelayanan yang sesuai standar sedikitnya
3X yaitu KN1,KN2,KN3 pada satu wilayah kerja atau kuru waktu tertentu.
Rumus :
Juml. Neonatus
yg mendapatkan KN1,KN2,KN3 sesuai standar X100%
Jumlah sasaran bayi dalam 1 th
12. Cakupan
anak balita (12-59 bulan)
Adalah presentase anak
balita yang memperoleh pelayanan sesuai standar.
Rumus : cakupan pelayanan anak balita X100%
Julah anak balita dalam 1 th
13. Pelayanan
kesehatan anak balita sakit
Rumus :
jml. Anak balita
yg sakit yg mendapatkan pelayanan sesuai standar
X100%
jumlah
anak nbalita dalam 1 th
14. Cakupan
pelayanan kesehatan bayi 29 hari- 12 bulan(kunjungan bayi)
Adalah
prosentase bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna sesuai standar pada 1
wilayah kerja dan kurun waktu tertentu.
Rumus :
Jml. Bayi yg
mendapatkan kunjungan bayi 1,2,3,4 sesuai standar
X100%
Jumlah anak balita dalam 1 th
15. Peserta
KB aktif
adalah
peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alat dan obat kontrasepsi
terus menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau
mengakhiri kesuburan.
Rumus : jumlah peserta KB aktif X100%
Jumlah PUS dlm 1 th
b. Indikator
Pemantauan non-teknisi
Ini
di maksud untuk komunikasi dan motivasi kemajuan maupun masalah operasional
progam KIA kepada para penguasa diwilayah sehingga dimengerti dan mendapatkan
bantuan sesuai keperluan. Indikator tersebut disajikan setiap bulan menurut
desa untuk menunjukan desa yang telah maju dan tertinggal.
CARA
MEMBUAT GRAFIK PWS KIA
Langkah-langkah
dalam pembuatan grafik PWS KIA sbb :
1. Pengumpulan
data
Data
diperoleh dari catatan bumil perdesaan, register kegiatan harian, register
kohort ibu dan bayi, kegiatan pemantauan bumil perdesaan, catatan posyandu,
laporan dari bidan/dr.praktek swasta, RS bersalin, dll.
2. Pengelolaan
data
Sebagai contoh :
Pemantauan KIA
dilakukan pada bulan juni 2008 maka data yang diperlukan :
·
Cakupan komulatif
perdesaan
·
Cakupan bulan ini (
juni 2008 )
·
Cakupan bulan lalu (
mei 2008)
Untuk penghitungan K1
dan K4. Rumus :
-
Perhitungan cakupan
untuk K1
· Pencapaian
komulatif perdesaan
Pencapaian
cakupan komulatif K1 bumil perdesaan (januari-juni 2008)X100%
Sasaran bumil
perdesaan selama 1 th
·
Pencapaian bulan ini
Pencapaian cakupan K1
bumil perdesaan bulan juni 2008 X100%
Sasaran bumil perdesaan
selama 1 th
·
Pencapaian bulan lalu
Pencapaian
cakupan K1 bumil perdesaan bulan mei 2008
X100%
Sasaran bumil perdesaan selama 1 th
-
Perhitungan indikator
cakupan K4
·
Pencapaian komulatif
perdesaan
Pencapaian
cakupan komulatif K4 bumil perdesaan(januari-juni2008) X100%
Sasaran bumil perdesa
selama 1 th
·
Pencapaian bulan ini
Pencapaian
cakupan K4 bumil perdesa bulan juni 2008 X100%
Sasaran bumil perdesa
selama 1 th
·
Pencapaian bulan lalu
Pencapaian
cakupan K4 bumil perdesa bulan mei 2008 X100%
Sasaran bumil perdesa
selama 1 th
CARA
MEMBUAT GRAFIK PWS KIA
Langkah-langkah
dalam pembuatan grafik PWS KIA sbb :
Pengumpulan
data
Data
diperoleh dari catatan bumil perdesaan, register kegiatan harian, register
kohort ibu dan bayi, kegiatan pemantauan bumil perdesaan, catatan posyandu,
laporan dari bidan/dr.praktek swasta, RS bersalin, dll.
Pengelolaan
data
Sebagai contoh :
Pemantauan KIA
dilakukan pada bulan juni 2008 maka data yang diperlukan :
·
Cakupan komulatif
perdesaan
·
Cakupan bulan ini (
juni 2008 )
·
Cakupan bulan lalu (
mei 2008)
Untuk penghitungan K1
dan K4. Rumus :
-
Perhitungan cakupan
untuk K1
·
Pencapaian komulatif
perdesaan
Pencapaian
cakupan komulatif K1 bumil perdesaan (januari-juni 2008)X100%
Sasaran bumil
perdesaan selama 1 th
·
Pencapaian bulan ini
Pencapaian cakupan K1
bumil perdesaan bulan juni 2008 X100%
Sasaran bumil perdesaan
selama 1 th
·
Pencapaian bulan lalu
Pencapaian
cakupan K1 bumil perdesaan bulan mei 2008
X100%
Sasaran bumil perdesaan selama 1 th
-
Perhitungan indikator
cakupan K4
·
Pencapaian komulatif
perdesaan
Pencapaian
cakupan komulatif K4 bumil perdesaan(januari-juni2008) X100%
Sasaran bumil perdesa
selama 1 th
·
Pencapaian bulan ini
Pencapaian
cakupan K4 bumil perdesa bulan juni 2008 X100%
Sasaran bumil perdesa
selama 1 th
·
Pencapaian bulan lalu
Pencapaian
cakupan K4 bumil perdesa bulan mei 2008 X100%
Sasaran bumil perdesa
selama 1 th
PENGGAMBARAN GRAFIK PWS
KIA
Langkah-langkah :
a. Menentukan
target rata-rata perbulan untuk menggambarkan skala pada garis vertikal atau
sb.Y
Misalnya: target
cakupan bumil K1 dalam 1 tahun di tentukan 90% (garis a) maka sasaran rata-rata
tiap bulan adalah :
90 %
=7,5%
12 bulan
Maka sasaran pencapaian
komulatif sampai dengan bulan juni adalah: ( 6 X 7,5%) = 45% ( garais b )
b. Masukkan
hasil perhitungan pencapaian komulatif bumil baru sampai dengan bulan juni
kedepan lajur presentasi komulatif secara berurutan sesuai peringkat
(50%,44%,42%,35%,25%). Pencapaian tertinggi disebelah kiri dan terendah
disebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk puskesmas dimasukkan dalam kolom
terakhir.
c. Isilah
nama-nama desa bersangkutan pada lajur desa sesuai peringkat dan gambaran
grafik pencapaian komulatif bumiol baru pada kolom diatasnya pada bentuk grafik
balok.
d. Masukkan
hasil perhitungan pencapaian bulan ini (juni) dan pencapaian bulan lalu (mei)
untuk masing-masing desa yang bersangkutan. Perhoitungan tersebut berlaku juga
untuk pencapaian puskesmas.
e. Lajur
tren diisi dengan gambar anak panah bila prosentase tercapai bulan ini lebih
besar daripada pencapaian bulan lalu, maka anak panah di gambarkan ke atas (á).
Sedangkan presentasi pencapaian bulan ini lebih rendah dibandingkan dengan
presentasi tercapai bulan lalu maka anak panah di gambarkan kebawah (â).
Bila presentase pencapaian bulan ini sama dengan presentase pencapaian bulan
lalu maka digambarkan dengan tanda (-).
4
MACAM STATUS CAKUPAN DESA :
1. Status
baik
Adalah desa / kelurahan dengan cakupan
target yang ditetapkan pada bulan ini dan mempunyai kecenderungan cakupan
bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
2. Status
kurang baik
Adalah desa dengan cakupan di atas
target bulan ini, namun mempunyai kecenderungan cakupan bulan yang menurun jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
3. Status
cukup
Adalah desa/kelurahan dengan cakupan di
bawah bulan ini namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat
jika dibandingkan dengan bulan lalu.
4. Status
jelek
Adalah desa dengan
cakupan dibawah bulan ini dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
menurun dibandingkan dengan bulan lalu.
2.
KOHORT
Register
kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita.
TUJUAN :
Untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah
tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.
JENIS REGISTER KOHORT
1. KOHORT IBU
a. Register kohort ibu
Merupakan
sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang
dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya
melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi
pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa
adanya duplikasi informasi.
b. Register kohort bayi
Merupakan sumber data pelayanan
kesehatan bayi, termasuk neonatal.
c. Register kohort balita
Merupakan
sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun. Pendataan
suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan
bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling
dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber
daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat
Bersama-sama
dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi dan balita
dapat diIakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas
tanpa terIewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa
memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di
Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas.
Dengan
Puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal ini
bidan puskesmas dan timnya dapat memonitor dan mengikuti setiap individu yang
ada didaerah tersebut.Dengan puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan
bidan desa memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu
hamil lersebut mempunyai faktor resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan
jiwa ibu dan anak yang dikandung.
- CARA PENGISIAN KOHORT IBU
Kolom
1. Di isi nomer urut
1. Di isi nomer urut
2. Di isi nomer indeks dari famili
folder
3. Diisi nama ibu hamil
4. Diisi nama suami ibu hamil
5. Diisi alamat ibu hamil
6. Diisi umur ibu hamil
7. Diisi umur kehamilan pada
kunjungan pertama dalam minggu/tanggal HPL
8. Faktor resiko : diisi v ( rumput)
untuk umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
9. Paritas diisi Gravidanya
10. Diisi bila jarak kahamilan <
2 tahun
11. Diisi bila BB ibu < 45 kg, lila < 23,5 cm
12. Diisi bila TB ibu < 145 cm
13. sd 17 Resiko tinggi : diisi
dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi, HB diperiksa dan
ditulis hasil pemeriksaannya
18. Pendeteksian faktor resiko :
diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan.
19. Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko
tinggi oleh Non NAKES.
20. sd 22 diisi
tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya.
23.
sd 34 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut :
K I :Kontak pertama kali dengan tenaga
kesehatan dimana saja pada kehamilan I s/d 5 bulan dengan rambu-rambu O dan
secara langsung juga akses dengan rambu-rambu ◙. K4 : Kunjungan ibu hamil yang
keempat kalinya.
Untuk memperoleh K4 dapat memakai rumus 1-1–2
atau 0-2-2 dengan rambu-rambu Δ Perhatian: K4 tidak boleh rada usia kehamilan 7
bulan
Pada ibu hamil pertama kali
kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya yaitu 6 bulan harus
berkunjung atau dikunjungi agar tidak kehilangan K4. Pada ibu hamil yang
awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir kehamilannya periksa di wilayah
kita karena untuk melahirkan dan penduduk setempat bisa mendapatkan K1, K4 dan
sekaligus Akses apabila ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas
Akses :Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia
kehamilan dengan rambu-rambu Ο
35. Penolong Persalinan, diisi
tanggal penolong persalinan tenaga kesehatan
36. Diisi tanggal bila yang menolong
bukan nakes.
37. Hasil akhir Kehamilan : Abortus
diisi tanggal kejadian abortus
38. Diisi lahir mati
39. Diisi BB bila BBL < 2500 gram
40. Diisi BB bila BBL > 2500 gram
41. Keadaan ibu bersalin,di beri
tanda v bila sehat
42. Dijelaskan sakitnya
43. Diisi sebab kematiaannya
44. Diisi v (rumput)
45. Diisi apabila pindah, atau yang
perlu diterangkan
- KOHORT
BAYI
Merupakan
sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal.
CARA
PENGISIAN REGISTER KOHORT BAYI
Kolom
Keterangan
1
Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nomor urut ibu
pada register kohort ibu.
2
Disi nomor indeks dari Family Folder
3-7
Jelas
8-10
Diisi angka berat bayi lahir dalam gram dan diisi tanggal pemeriksaan neonatal
oleh tenaga kesehatan
11
Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan
12-23
Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N = naik, T =
turun, R = Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM = Bawah garis merah
24-35
Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi
36
Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal.
37
Diisi penyebab kematian bayi tersebut
38
Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.
Setiap bulan data di kohort di rekap
kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS KIA atau Pemantauan wilayah
setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA
di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan
pelayanan KIA nya masih rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai
sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya Pamong
setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatkan
pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis, sehingga semua masalah
ibu hamil dapat tertangani secara memadai, yang pada akhimya AKI dan AKB akan
turun sesuai harapan.
- KOHORT BALITA
Cara
pengisian register kohort balita
Kolom
1.Diisi
nomor urut.Sebaiknya nomor urut bayi disestiaikan dengan nomor urut ibll pada
register kohort ibu.
2.Diisi
nomor induks dari family folder
3.sd
7 jelas
8.sd
31 dibagi 2,diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi 32 sd 35 diisi
tanggal pemberian vit A bulan februari dan agustus
36.Diisi
tanggal bila ditemkan sakit
38.Diisi
tanggal meninggal
39.Diisi
sebab meninggal
40.Diisi
tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang
41.Diisi
jenis kelainan tumbuh kembang
42.Diisi
bila ada keterangan penting tentang balita tersebut
Setiap bulan data di kohort di
rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS KIA atau pemantauan wilayah
setempat yaitu alat manajemen program KIA atau memantau cakupan pelayanan KIA
di suatu wilayah (puskesmas kecamatan)secara terus-menerus agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat
terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat
motivasi dan komunikasi kepada sektor terkait,khususnya Pamong setempat yang
berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA
dan membantu memecahkan masalah nonteknis,sehingga semua masalah ibu hamil
dapat tertangani secara memadai,yang pada akhirnya AKI dan AKB akan turun
sesuai harapan.
3.
MANAJEMEN
TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
adalah set modul yang menjelaskan secara rinci cara menerapkan proses
keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas
rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tetapi promotif dan
preventif.
WHO/UNICEF pada tahun 1992
memperkenalkan konsep IMCI/MTBS yang meliputi pedoman pengobatan malaria,
pedoman tata laksanan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), pedoman penanganan
diare, pedoman penanganan demam berdarah dengue (DBD), dan lalin-lain yang
diterapkan melalui MTBS sehingga penatalaksanaannya lebih komprehensif dan
efisien.
Ada 3 komponen dalam penerapan
strategiMTBS yaitu:
1.Komponen I : meningkatkan
ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (dokter,
perawat, bidan, petugas kesehatan)
2.Komponen II : Memperbaiki sistem
kesehatan agar penanganan penyakit pada balita lebih efektif
3. Komponen III : Memperbaiki praktek
keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian
pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, yang dikenal sebagai “Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis masyarakat”).
Untuk keberhasilan penerapan MTBS, proporsi penekanan pada ketiga komponen
harus sama besar.
Proses manajemen kasus disussun dalam beberapa langkah
sebagai berikut :
1.
Menilai anak usia 2-5 bulan atau bayi muda usia 1minggu
sampai 2 bulan dan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2.
Membuat klasifikasi kategori untuk menentukan tindakan
3.
Menentukan tindakan
4.
Mengobati dengan membuat resep, cara memberi obat, dan
tindakan yang lain yang perlu dilakukan
5.
Memberi konseling bagi ibu
6.
Memberi pelayanan tindak lanjut
Memilih bagan manajemen kasus harus
tepat, yaitu setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur penerimaan rawat
jaln, gawat-darurat/tindakan, KB/KIA atau imunisasi yang setiap fasilitas
kesehatan mempunyai prosedur pendaftaran pasien. Jika belumada, tentukan dahulu
kelompok usia anak.
2 komentar:
Mohon ijin share ya...tks
Saat ini sudah diterbitkan ISO 9001:2015.
Pencapaian Sasaran Mutu lebih diutamakan dibanding versi yang lama.
(AR)
ISO 9001
Posting Komentar