BAHAN AJAR METODE KANGURU
A. Pendahuluan
Data World
Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi berat
lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh
kelahiran sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat
saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang
tertinggi angka kematian neonatal (AKN).
Dari sekitar 4 juta kematian neonatal,
prematur dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia
terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah kematian
neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar
antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru
(PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur
dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin
contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.
Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah pemberian ASI sehingga
meningkatkan lama dan pemberian ASI.
Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali
diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di Bogota, Columbia pada tahun 1979
sebagai cara alternatif perawatan BBLR ditengah tingginya angka BBLR dan
terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada. Metode ini meniru binatang berkantung
kanguru yang bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir
disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus
mendapatkan makanan berupa air susu induknya.
B. Pembahasan
1.
Pengertian
Perawatan
Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam
perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara
yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu
adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi
thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari
bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian
infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta
meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
2.
Cara Perawatan Metode kanguru
a.
PMK
intermiten : Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan perawatan
intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan
bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu
tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam
perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam, secara
terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten
dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
b.
PMK
kontinu : Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi
harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum
(seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK
sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya
sehingga meningkatkan asupan ASI.
3.
Manfaat Metode Kanguru
Penelitian
memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara bermakna jumlah neonatus
atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi berat lahir rendah dari
kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya infeksi,
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan pemberian ASI, dan
meningkatkan ikatan (bonding) antara ibu dan bayi,
a.
Manfaat PMK dalam menurunkan angka kematian neonatal
(AKN)
Terdapat
tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol secara acak yang
membandingkan PMK dengan perawatan konvensional (menggunakan inkubator). Data
Cochrane menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi yang dilakukan PMK lebih
sedikit dibandingkan bayi yang dirawat dalam inkubator. Penelitian di Addis
Abeba memperlihatkan jumlah bayi yang meninggal pada kelompok PMK sebesar 22,5
% sedangkan pada kelompok non PMK sebesar 38% (p<0,05). Dari kepustakaan di
atas jelaslah terlihat bahwa PMK bermanfaat dalam mencegah kematian neonatal.
Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa manfaat PMK lain di bawah
ini. Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut jantung bayi
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat menstabilkan suhu, laju
pernapasan, dan laju denyut jantung bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat
dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga
tanda vital dapat lebih cepat stabil. Penelitian oleh Yanuarso di RSCM
memperlihatkan bahwa dengan menggunakan metode kanguru, BBLR akan lebih cepat
mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs. 180
menit)
b.
Manfaat PMK dalam mengurangi infeksi
Berbagai
penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam mengurangi kejadian
infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada PMK, bayi terpapar oleh kuman komensal
yang ada pada tubuh ibunya sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk kuman
tersebut. Rao dalam penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah BBLR yang mengalami
sepsis sebesar 3,9% pada kelompok PMK dan 14,8% pada kelompok kontrol
(p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam tulisannya menyebutkan manfaat PMK dalam
menurunkan infeksi nosokomial pada usia koreksi 41 minggu (RR 0,49, 95% CI 0,25
– 0,93). Manfaat lainnya dengan berkurangnya infeksi pada bayi adalah bayi
dapat dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih singkat, dan biaya
yang dikeluarkan lebih sedikit.
c.
Manfaat PMK dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi
Manfaat
PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan, panjang badan dan
lingkar kepala BBLR yang menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna
dibandingkan BBLR yang mendapat perawatan dengan metode konvensional. Subedi
memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan BBLR dapat mencapai 30 g/hari,
sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat badan yang mirip yaitu 29 g/hari.
Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa BBLR yang dilakukan PMK
memiliki nilai perkembangan yang lebih baik secara bermakna dibandingkan BBLR
dengan metode konvensional.
d.
Manfaat PMK dalam meningkatkan keberhasilan
pemberian ASI
Pada
berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya dengan pemberian
ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah diperoleh. Hal ini
dapat dijelaskan karena bayi dengan PMK, terlebih pada PMK kontinu, selalu
berada di dekat payudara ibu, menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit,
sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu dapat
dengan mudah merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti adanya
gerakan-gerakan pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta adanya
gerakan bayi untuk mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan
menyusu bayinya dengan memasukkan jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai
isapan mulut bayi. Berikan ASI saat bayi sudah terjaga dari tidurnya. Bila
telah terbiasa melakukan PMK, ibu dapat dengan mudah memberikan ASI tanpa harus
mengeluarkan bayi dari baju kangurunya. Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI
lebih lama dibandingkan bayi yang mendapat perawatan dengan metode
konvensional. Perawatan metode kanguru juga meningkatkan ikatan (bonding) ibu
dan bayi serta ayah dan bayi secara bermakna. Posisi bayi yang mendapat PMK
memudahkan ibu untuk memberikan ASI secara langsung kepada bayinya. Selain itu,
rangsangan dari sang bayi dapat meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan
lebih sering memberikan air susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada
PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung ke payudara
ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan cangkir (cup
feeding) dan dengan selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada
bayi yang dilakukan PMK umumnya akan diteruskan di rumah saat dipulangkan, dan
lama pemberian ASI lebih panjang. PMK juga meningkatkan volume ASI yang
dihasilkan oleh ibu.
C. Evaluasi
Mempraktekkan cara metode kanguru
0 komentar:
Posting Komentar