RSS

Pages

Anestesi Epidural dan ILA Dalam Persalinan


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Konsep Dasar Analgesia
1.         Pengertian
Analgesia atau anesthesia adalah ketidakmampuan untuk merasakan nyeri dalam keadaan sadar (Rusli, Erwin. 2011).

2.         Metode
Metode analgesia persalinan antara lain :
a.       Farmakologik Sistemik (umum)
1)         Metode Inhalasi
Metode analgesia dengan menggunakan uap.
2)         Metode Sistemik Regional (IV)
Metode analgesia menggunakan obat-obatan berbentuk cairan dimasukkan kedalam cairan infuse atau melalui pembuluh darah.
Yang termasuk dalam metode ini antara lain :
a)      Analgesia Spinal
b)      Analgesia Epidural
c)      Kombinasi Spinal Epidural Analgesia
d)     Pudental Block
e)      Paraservical Block
f)       Lumbar Simpathetic Block
b.      Non Farmakologik
1)         Transcuraneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
2)         Akupuntur
3)         Aromaterapi
4)         Teknik relaksasi/ pernafasan
5)         Pemberian kompres hangat/ dingin
6)         Hipnotis
7)         Masase
Dalam metode ini yang akan kita pelajari lebih dalam adalah mengenai anestesi epidural dan ILA dalam persalinan normal.
B.     Anastesi Epidural
1.      Pengertian
Anestesi epidural atau bius local dari pinggang ke bawah adalah teknik menghilangkan rasa sakit       dengan memasukkan zat anesthesia lewat suntikan melalui otot pinggang hingga ke daerah epidural (salah satu bagian dari susunan saraf pusat di bagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi.
Pembiusan dilakukan melalui suntikan tadi, sifatnya memblok daerah yang disuntik sampai ke bagian bawah, sehingga si ibu tidak merasa nyeri di daerah tersebut. Bila ibu menggunakan anestesi ini maka saat mengalami kontraksi ibu tidak merasakan adanya nyeri sama sekali. Sehingga saat sampai waktunya ibu mengejan sesuai dengan datangnya kontraksi yang dinilai oleh dokter. Dengan kata lain ibu sama sekali tidak tahu kapan ibu merasa harus mengejan, karena stimulasi yang merangsang hal tersebut tidak dirasakan sama sekali.
Karena tidak adanya stimulasi tersebut, maka kadang proses persalinan harus dibantu dengan menggunakan vacum atau forcep. Walaupun begitu hasil akhir tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara bayi yang lahir normal atau menggunakan metode ini (Aprillia, Yesi. 2011).
2.      Mekanisme
Pada saat melakukan anestesi epidural dokter akan meraba punggung pasien untuk memastikan daerah yang akan dibius. Setelah itu daerah yang akan dibius akan dibersihkan dengan desinfektan (disemprot-semprot dengan betadin dan alkohol). Sebelum obat anesthesia regional dimasukkan akan disuntikan bius lokal diantara dua tulang belakang ini karena jarum pada suntikan anesthesia ini lebih besar dan tusukan didaerah yang sama. Setelah jarum masuk ke ruang pembungkus sumsum tulang (epi/ peridural) akan dimasukkan kateter kecil melalui jarum tersebut. Melalui kateter ini dokter menyuntikkan obar anesthesia regional.
Saat dokter menyuntikkan obat anesthesia, rasa hangat dan rasa tergelitik atau kesemutan akan menjalar dari pinggang ke kaki, diikuti rasa baal (sebal). Setelah 15 menit kemudian tidak akan merasa sakit saat kontraksi rahim terjadi. Cara anestesi seperti ini tidak akan membuat pasien tidur atau tidak sadar (momadmin, 2011).
                                         
                  Gambar 1.1 teknik anestesi epidural               Gambar1.2 penyuntikan daerah epidural
3.      Kontraindikasi
Kontraindikasi dalam pemberian anestesi epidural yaitu pada pasien-pasien dengan penyakit jantung, asma, tidak mempunyai riwayat operasi dan pada pasien dengan diabetes militus (Sari, Yuninda. 2012).
4.      Kelebihan dan Kekurangan
a.    Kelebihan
1)      Lebih dari 90% ibu yang mendapatkan pembiusan tidak merasakan nyeri, sehingga proses persalinan lebih nyaman.
2)      Ibu tetap sadar dan merasakan kontraksi, namun tidak merasa nyeri.
3)      Bumil dapat terhindar dari stress sehingga energi saat mengejan lebih banyak.
b.   Kekurangan
1)      Karena efeknya yang menurunkan tekanan darah, maka setelah pemberian anestesi ibu tidak boleh turun atau jalan-jalan dikhawatirkan tekanan darah tiba-tiba drop (hipotensi postural)
2)      Sakit kepala, ini karena bila penusukan jarum terlalu dalam cairan spinal bisa keluar. Namun kejadian ini hanya 1%.
3)      Sakit punggung setelah melahirkan (lumayan sering)
4)      Sulit buang air kecil (jarang), jadi akan dipasangkan kateter urine sementara
5)      Jarum bius melukai syaraf (amat sangat langka) maka dari itu dokter yang mengerjakan pembiusan adalah dokter yang berkompeten.

5.      Efek Samping
a.    Bagi Ibu
1)      Dapat memperpanjang lama persalinan
2)      Tiga kali lipat menaikkan resiko robekan perineum yang parah karena banyak dari ibu yang memilih epidural ternyata harus berakhir di persalinan tindakan seperti forcep dan vacuum.
3)      Dua kali lipat menaikkan resiko operasi Caesar
4)      Tiga kali lipat menaikkan kejadian induksi dengan oksitosin sintesis (pitocin)
5)      Empat kali lipat menaikkan kemungkinan bayi akan terus menerus berada dalam posisi posterior (menghadap ke atas) dalam tahap akhir persalinan gagal melakukan putaran paksi di dalam panggul yang pada gilirannya mengurangi kemungkinan kelahiran pervagina spontan.
6)      Menaikkan kemungkinan komplikasi dari persalinan dengan instrumen. Ketika wanita dengan epidural bersalin menggunakan forceps jumlah gaya yang digunakan oleh dokter hampir dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan tidak menggunakan epidural. Hal ini penting karena dapat menaikkan resiko jangka pendek akibat persalinan dengan instrument seperti memar, luka wajah, perpindahan dari tulang tengkorak dan pembekuan darah di kulit kepala bayi dan episiotomi karena robekan jalan lahir.
b.   Bagi Janin
Sangat penting memahami bahwa obat-obatan diberikan oleh epidural memasuki aliran darah bayi pada tingkat yang sama dan kadang-kadang bahkan lebih tinggi dibandingkan yang ada dalam aliran darah ibu. Anestesi epidural telah terbukti menyebabkan bradikardia janin dan penurunan DJJ. Epidural juga menaikkan kemungkinan nilai apgar score rendah saat lahir, sehingga memerlukan resusitasi dan mengalami kejang pada periode baru lahir. Selain itu penelitian terbaru menyebutkan bahwa epidural menurunkan efisiensi menyusui ( Aprillia, Yesi. 2011).



C.    ILA (Intrathecal Labour Analgesia)
1.      Pengertian
Pengertian metode ILA adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyeri persalinan tanpa menyebabkan blok motorik dan ILA tidak mempengaruhi ibu dalam mengejan, sebaliknya ibu dapat mengejan lebih nyaman tanpa rasa sakit (Yuninda, Sari. 2012).
2.      Mekanisme
Obat suntikan ini disuntikkan ke rongga serabut saraf di tulang belakang bagian bawah (klien dalam posisi duduk atau berbaring miring) sehingga nyeri dapat dihilangkan atau dikurangi tanpa mengganggu proses persalinan dan klien pun dalam kondisi sadar.
Suntikan ini diberikan saat proses persalinan terjadi ditandai dengan munculnya his (kontraksi rahim) dan rasa nyeri. Meskipun sederhana ibu harus tetap diperiksa terdahulu oleh dokter anestei dan dokter kandungan. Pertama dokter memeriksa ibu dapatkah bersalin normal atau tidak dan pemeriksaan kedua, dokter pada proses pembukaan atau dilatasi serviks karena teknik ILA hanya boleh dilakukan jika pola pembukaan dilatasi serviks berlangsung teratur sejak awal pembukaan sudah mencapai 3-4 cm (Sari, Yuninda. 2012).
3.      Kelebihan dan Kekurangan
a.       Kelebihan
1)         Ibu tetap dapat mengejan, karena ILA tidak mempengaruhi kemampuan mengejan.
2)         Mengejan tanpa rasa sakit.
3)         Resiko robekan di daerah vagina sedikit berkurang
4)         Persalinan dengan ILA lebih cepat
5)         Dosis yang diberikan sedikit yaitu 1/ 10 dosis yang digunakan dalam suntikan epidural dan hanya bekerja pada susunan saraf tulang belakang.
6)         Obat tidak masuk aliran darah janin
7)         ILA tidak membuat ibunya tidur


b.      Kekurangan
1)         Karena dosisnya kecil maka masa kerjanya terbatas
2)         Mual hingga muntah

4.      Efek Samping
a.       Kesemutan
b.      Lemas pada otot tungkai tidak  lama setelah disuntikkan obatnya
c.       Melambatnya kontraksi untuk sementara
d.      Perasan mual
e.       Penurunan tekanan darah
f.       Gatal-gatal ringan
5.      Syarat ILA
a.       Ibu bersalin normal
b.      Tidak mempunyai penyakit jantung, asma dan hipertensi
c.       Tidak mempunyai riwayat operasi Caesar

D.    Penerapan Anestesi Epidural dan ILA Dalam Persalinan Normal Dalam Kesesuaiannya dengan Filosofi Asuhan Kebidanan
1.      Pengertian Filosofi Kebidanan
 Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap, dan kepercayaan meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut ideologi (Suryani, Soerpadan. 2007)
2.      Falsafah Asuhan Kebidanan
Filosofi Kebidanan meliputi:
1.  Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan (Normal dan Natural Childbirth)
 Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu penyakit, namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal dapat tiba – tiba menjadi tidak normal.


2.  Keyakinan tentang wanita (Women Centre Care)             
Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik, mempunyai hak mengkontrol dirinya sendiri, memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut dihormati.
3.      Keyakinan tentang asuhan (Continuity of Care)                            
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan yang menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling dan menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan mengoptimalkan wanita serta keluarganya.
4.      Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan (Empowering Women)
Bidan mampu memberdayakan perempuan dan meyakinkan bahwa perempuan mampu.
5.      Women and Family Partnership
Keputusan yang dipilih merupakan tanggung jawab antara perempuan, keluarga dan pemberi keputusan.

0 komentar:

Posting Komentar